Monday 7 November 2016

Kasus Dilema Etika Penanganan Bencana


Suatu hari ada seseorang bapak-bapak dibawa oleh keluarganya ke salah satu Rumah Sakit di kota Surakarta dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6 hari. Selain itu bapak-bapak tersebut (Tn.A) menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh, dan berat badannya turun secara berangsur-angsur. Semula Tn.A badannya gemuk tapi 3 bulan terakhir ini badannya kurus dan telah turun 10 kg dari berat badan semula.  Tn.A ini merupakan seorang sopir truk yang sering pergi ke luar kota karena tuntutan kerjaan bahkan jarang pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali.

Tn.A masuk UGD kemudian dari dokter untuk diopname di ruang penyakit dalam karena kondisi Tn.A yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya dokter yang menangani Tn.A melakukan visit kepada Tn.A, dan memberikan advice kepada perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Tn.A yang ingin tahu sekali tentang penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera memberi tahu penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh dokternya. Hasilnya mengatakan bahwa Tn.A positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut memanggil keluarga Tn.A untuk menghadap dokter yang menangani Tn.A.  Bersama dokter dan seizin dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya. Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama perawat untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn.A. Keluarga takut Tn.A akan frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat.

Perawat tersebut mengalami dilema etik di mana satu sisi dia harus memenuhi permintaan keluarga, namun disisi lain perawat tersebut harus memberitahukan kondisi yang dialami oleh Tn.A karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi.


Penyelesaian


1.      Memperoleh fakta-fakta yang relevan

Objektif:

Tn. A mengalami demam, diare kurang lebih selama 6 hari, menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh, dan berat badannya telah turun 10 kg dari berat badan semula. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil bahwa Tn.A menderita penyakit HIV/AIDS.

Subjektif:

Keluarga meminta dokter terutama perawat untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn.A. Keluarga takut Tn.A akan frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat.



2.      Menentukan isu-isu etika berdasarkan fakta-fakta tersebut

Pada kasus dilema etik ini sulit untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan kebingungan pada tim medis khususnya pada perawat. Perawat mengalami dilema etik di mana di satu sisi perawat harus menyampaikan kondisi atau penyakit kepada Tn.A karena pasien memiiliki hak untuk mendapatkan informasi mengenai kondisinya, namun disisi lain perawat ingin memenuhi permintaan keluarga Tn. A untuk merahasiakan kondisi penyakit Tn. A. Perawat berusaha untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan etika dan legal yaitu dengan menghargai keputusan yang dibuat oleh pasien dan keluarga, namun Perawat harus mempunyai kewajiban memenuhi hak-hak pasien salah satunya adalah memberikan informasi yang dibutuhkan pasien atau informasi tentang kondisi dan penyakitnya. Memberikan informasi kepada pasien merupakan suatu bentuk interaksi antara pasien dan tenaga kesehatan. Sifat hubungan ini penting karena merupakan faktor utama dalam menentukan hasil pelayanan kesehatan.



3.  Menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema.

Perawat dan dokter mengalami dilema etik. Dokter dan perawat mengalami dilema etik, terutama perawat, karena perawat bingung harus berkata jujur atau tidak mengenai kondisi klien mengingat kondisi klien dan permintaan keluarga yang meminta untuk merahasiakan penyakitnya dari Tn. A, namun di sisi lain pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang masalah kesehatannya dan mengetahui  perkembangan penyakit dan pengobatannya.



4.    Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema etik.

a.    Mengkaji situasi

Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah dan menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan permasalahan atau situasi sebagai berikut :

-     Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit yang dideritanya sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepadanya. 

-    Rasa kasih sayang keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya berniat merahasiakan tentang kondisi kesehatan dan penyakit Tn.A. Keluarga takut jika Tn. A akan frustasi tidak bisa menerima kondisi penyakitnya.

-      Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana dia harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia juga harus memenuhi haknya pasien untuk memperoleh informasi tentang hasil pemeriksaan atau kondisinya.

b.     Mendiagnosa masalah etik moral

Berdasarkan kasus diatas maka bisa menimbulkan permasalahan etik moral jika perawat tersebut tidak memberikan informasi kepada Tn. A terkait dengan penyakitnya karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang kondisi pasien termasuk penyakitnya.

c.    Membuat tujuan dan rencana pemecahan

Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan perawat bersama tim medis yang lain dalam mengatasi permasalahan dilema etik seperti ini. Adapun alternatif rencana yang bisa dilakukan antara lain :

-   Perawat melakukan kegiatan seperti biasa tanpa memberikan informasi mengenai kondisi penyakit Tn. A kepada Tn. A saat itu juga, tetapi memilih waktu yang tepat ketika kondisi pasien dan situasinya mendukung. Hal ini bertujuan supaya Tn. A tidak panik yang berlebihan ketika mendapatkan informasi seperti itu karena sebelumnya telah dilakukan pendekatan-pendekatan oleh perawat. Selain itu untuk alternatif rencana ini diperlukan juga suatu bentuk motivasi atau dukungan sistem yang kuat dari keluarga. Keluarga harus tetap menemani Tn. A tanpa ada sedikitpun perilaku dari keluarga yang menunjukkan denial ataupun perilaku menghindar dari Tn. A. Dengan demikian diharapkan secara perlahan, Tn. A akan merasa nyaman dengan adanya dukungan yang ada dari keluarga dan perawat.

-  Perawat akan melakukan tanggung jawabnya sebagai perawat dalam memenuhi hak-hak pasien terutama hak Tn. A untuk mengetahui penyakitnya, sehingga ketika hasil pemeriksaan sudah ada dan sudah didiskusikan dengan tim medis maka perawat akan langsung menginformasikan kondisi Tn. A tersebut atas seijin dokter. Alternatif ini bertujuan supaya Tn. A merasa dihargai dan dihormati haknya sebagai pasien serta perawat tetap tidak melanggar etika keperawatan. Hal ini juga dapat berdampak pada psikologisnya dan proses penyembuhannya. Misalnya ketika Tn. A secara lambat laun mengetahui penyakitnya sendiri atau tahu dari anggota keluarga yang membocorkan informasi, maka Tn. A akan beranggapan bahwa tim medis terutama perawat dan keluarganya sendiri berbohong kepadanya. Dia bisa beranggapan merasa tidak dihargai lagi atau berpikiran bahwa perawat dan keluarganya merahasiakannya karena orang yang menderita HIV/AIDS merupakan “aib” yang dapat mempermalukan. Kondisi seperti inilah yang mengguncangkan psikis Tn. A nantinya yang akhirnya bisa memperburuk keadaan Tn. A, sehingga pemberian informasi secara langsung dan jujur kepada Tn. A perlu dilakukan untuk menghindari hal tersebut.



5.      Menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternatif

a.   Keluarga tetap tidak setuju untuk memberikan informasi tersebut kepada Tn. A. Sebenarnya maksud dari keluarga tersebut adalah benar karena tidak ingin Tn. A frustasi dengan kondisinya, tetapi seperti yang diceritakan diatas bahwa ketika Tn. A tahu dengan sendirinya justru akan mengguncang psikisnya dengan anggapan-anggapan yang bersifat emosional dari Tn. A tersebut sehingga bisa memperburuk kondisinya.

b.   Keluarga telah mengijinkan tetapi Tn. A denial dengan informasi yang diberikan perawat.

Denial atau penolakan adalah sesuatu yang wajar ketika seseorang sedang mendapatkan permasalahan yang membuat dia tidak nyaman. Perawat harus tetap melakukan pendekatan-pendekatan secara psikis untuk memotivasi Tn. A agar bisa menerima kondisinya. Perawat juga meminta keluarga untuk tetap memberikan dukungan dan motivasi dan tidak menunjukkan perilaku mengucilkan terhadap Tn. A tersebut. Hal ini perlu proses adaptasi sehingga lama kelamaan Tn. A diharapkan dapat menerima kondisinya dan mempunyai semangat untuk sembuh.



6.      Menentukan tindakan yang tepat

a. Dalam mengambil keputusan yang etis, seorang perawat bergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Perawat harus berkomunikasi sebelumnya dengan dokter untuk mengambil keputusan yang tepat. menggunakan prinsip moral dalam menyelesaikan dilema etik yaitu dengan menerapkan prinsip otonomi. Prinsip otonomi didasarkan keyakinan bahwa klien mampu berpikir logis dan memutuskan untuk membuat keputusannya sendiri mengenai penyakitnya. Kemudian prinsip kejujuran (veracity) berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran yang sebenarnya kepada pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Perawat harus berdiskusi kepada dokter dan keluarga untuk membuat keputusan agar memberitahukan keadaan yang sebenarnya kepada klien agar klien bisa menghadapi kemungkinan yang terjadi akibat penyakitnya dan dapat mempersiapkan dirinya dalam menjalani proses pengobatannya dan keluarga diharapkan bisa memberikan dukungan kepada klien dalam menjalani pengobatannya.

b.  Perawat tersebut harus mendekati keluarga Tn. A dan menjelaskan tentang dampak-dampaknya jika tidak memberitahukan kondisi penyakit Tn. A kepada Tn. A. Jika keluarga tersebut tetap tidak mengijinkan, maka perawat dan tim medis lain bisa menegaskan bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab atas dampak yang terjadi nantinya. Selain itu sesuai dengan Kepmenkes 1239/2001 yang mengatakan bahwa perawat berhak menolak pihak lain yang memberikan permintaan yang bertentangan dengan kode etik dan profesi keperawatan.

c.   Perawat dapat mejadi konselor dan edukator untuk membantu klien dan keluarga menjelaskan dan memahami tentang proses penyakit dan dapat mempersiapkan rencana pengobatan selanjutnya.
 

0 comments:

Post a Comment